Nyala Api Tak Kunjung Padam

 Oleh: Rizki Satrio


Nyala api kunjung padam

Air muka murka terjerembap di pojok tilam

Memilih perdulikan cacian atau binasa tenggelam

Jerih menahan dendam

Mulut-mulut munafik berkeliaran mengumpat babi, anjing seluruh terlontar kerajaan hewan

Mana ada hati toleran?

Bila martabat kemanusiaan

Sungguh-sungguh tak tertanam

Ini malam ku

Punya ku akan terjaga sampai tak kunjung padam

Pertahanan hati berdenyar menampik muram!

Ku tolak dongkol mendendam

Yang bersekutu desing angin dan dingin malam!

Api yang tak kunjung padam

Kepunyaan ku terjaga sampai jam dua belas malam

Ku tahan ia menjalari tubuh-tubuh lain selayaknya aku terpelanting geram

Biar aku saja ikut terbakar olehnya

Setengah jam kemudian

Marah mampu mereda dalam kesunyian udara bersiut pelan

Aku menahan diri tak membalas mu

 meski peluang terpampang lebar

Aku masuk ke rumah kekasihku

Mendoakan mu semoga lekas sadar

Bahwa aku tak kuasa mengambil apa-apa

Bahwa aku tak kuasa menolak apa-apa

aku menahan diri untuk membedakan aku yang secara usia lebih muda di banding usia mu

mampu lebih beradab dan bersabarbersabar

Sedangkan, Malam tetaplah hitam

Marah segera terpental dari lingkaran lidah api yang padam


Bantul, 21 Juni 2019





Komentar

Postingan Populer