Pengamen cilik
Oleh: Satrio Kumboro
Pukul sembilan pagi
Tetapi debu sudah bergumul asap polusi menerima terik segera
Adik itu, kedua kali ku bersua
Rautnya lugu, dekil berbaju kusam
Sobek nampak jelas
Di sebelah kiri kerah baju nya
Bernyanyi ala kadar nya
Dari satu, dua, tiga, empat mobil lima motor seterusnya
Tak perduli sengat gersang mendamprat rambut
Dia tetap tegar itu terwakili dari tajam kerling nya
Pelipisnya bersimbah peluh basahi luka
Dia menolak tunduk menyerah
Lampu merah jadi arena nya uber nafkah
Ia mendekat, ajakku bertanya; "dek, masih sekolah?"
Ia mematung tak mau berkata
Hanya jemari nya geram memetik ukulele
tak jelas berirama
Tanpa nyanyian
Tanpa obrolan
Buru-buru tangan kecilnya menengadah
Memaksa ku berikannya selembar picis dua ribu rupiah
Yogyakarta,. 6 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar