Hati Petani


Oleh: Satrio

Tanah petani makmur
Tanah desa subur
Tersimpan palawijaya dan padi di lumbung
Ramai orang-orang menumbuknya dengan lesung
Desa penyuplai kebutuhan negeri
Swasembada bersokoguru jerih petani
Kota - kota makan dari keringat petani
Kita akui
Pangan berakar dari budaya bertani
Kita mensyukuri

Namun..
Belum juga seratus tahun kita merdeka
Perampokan dan penindasan terus merajalela
Penipuan berkedok pembangunan
Keserakahan bertopeng kemajuan
Hasil perkawinan silang birokrasi, investasi, intimidasi
Telah mengingkari janji
Melukai hati petani

Siapa tega hati?
Biarkan tanah nya terampas angkara
siapa rela tunduk?
Biarkan rumah moyang nya terkoyak murka
Siapa tak melawan?
Bila pematang sawah miliknya
Di kutuk pembangunan demi kepentingan modal

Tangan tergenggam rapat bu lek dan pak lek jadi banal dan berdarah
Terhunus tangan besi aparat gabungan centeng
Pak lek bu lek menahan kekuatan raksasa buldoser
Apa daya ketamakan selalu menang
Mengalahkan jerit tangis ibu bapak bercaping
Yang remuk redam ulu hatinya
Terusir dari kampung leluhurnya

Dengan hati teriris terkekang pilu
Seperti tak bersisa balas budi secuil
Tak terangkat rasa hormat
Atas luka bernanah karena mengalah
Mereka, orang-orang kaya yang bicara manfaat dan investasi
Merobek nadi dan hati petani
Mesin traktor yang kuat
Berdiri megah meski sudah berkarat
Dalam hujan begitu lebat
Merangsek masuk melahap semua sampai terbabat
Melibas pekarangan, kebun dan sawah hingga binasa
Sebagai tumbal lahirnya bandara

Jika bandara tutup
Rakyat masih bisa makan
Jika parlemen bubar
Kita masih bisa makan
Jika Indonesia modar
Kalian masih bisa makan
Bila petani mogok massal
Apa pemerintah menjamin kita bisa makan?
Mari kita renungkan
Ke dalam sukma terdalam
Pertanyaan sederhana
"Kenapa pembangunan harus menggusur?"
"Mau kemana kalian bila tak ada lagi rumah dan tanah kampung?"

Jawaban cukup sederhana
Jawablah dengan akal waras mu
Singkirkan iming-iming
Bahwa gencarnya pembangunan pantas mencerabut tanah milik rakyat
Musnahkan kewajaran
Bahwa bandara baru patut membunuh kepentingan petani
Bandara ini untuk siapa?
Siapa merugi dan bersorak?
Siapa pun dan kedudukan anda
Mari menjawab..

Selami dari hati terdalam
Menembus keluh tangis petani
Untuk menemukan hati petani
Agar berpihaklah kejujuran nurani..

Yogyakarta, 20 mei Yogyakarta


Komentar

Postingan Populer