Selepas hujan

Oleh: Satrio Kumboro

 Di taman asmaraloka

mendung menyusut jadi pelangi kecil

Ku bawa berlari warna asmara mendekapkannya di bibir pucat mu

berharap, kau menerima, kali ini dan seterusnya


urat-urat tegang di jemari mungilmu renggang

Tawa di pipi coklat mu melebar bak bocah serentak riang 

kau usir hambar di raga kita bersama

Sayang, kau ubah warna asmara dari ku

Jadi warna kelabu biru

Logo dari sahabat selalu

Ah sial, bedebah ternyata kau sepelekan cinta ku!

Awas kau, tak mudah ku menyerah!

Pekik dalam sanubari ku menolak kalah!


Aku pria

Kau wanita

Selain mujur nasib, kawin dan perhiasan, apa yang buat makhluk seperti kita bahagia?

Mungkinkah penerima rasa terikat pada sesama anak dewasa yang bukan sebatas sahabat saja? Atau dosa dan cinta yang mengakar dari rindu mendendam yang berdarah-darah!

Bahagia luas, nasehatku untuk mu

Kamus bahagia adalah samudera

Tak secukupnya terdikte logika dan etika kata

Ku kecup jidat mu

Kemudian aku berbisik

Beri peluang bagi ku, ini ajakan pamungkas!

Selain kebahagiaan berpangkal dari orang rumahmu

Sudikah kau terima lelaki usiran macam aku?


Patangpuluhan, 29 Desember 2020





Komentar

Postingan Populer