Jalan penebusan

 Oleh: Rizki Satrio


Dek, jalan penebusan memang berliku dan menabur rindu

Bukan jalan berbunga aroma masyhur

Jalan ini terjal berbatu-batu

Ada kalanya kau gamang dalam ramai

Ada kalanya kau remang dalam sunyi

Kau di uji bimbang ketidakmenentuan posisi mu bagi khalayak

Kau di tempa  buta prasangka mu akan musibah


Kedangkalanmu tiba-tiba menjerembapkanmu pada rasa lelah

Bertubi-tubi dahaga popularitas memasungmu untuk menyerah 

Syahdan, kau terkubur oleh kekotoran lembah

Kau merasakan tubuh rohani mu mengerut di antara gemerlapan semesta


Ketika pasrah dan begitu tipis kertas duka dan marah

Kau merasa nista tak punya apa-apa dalam tatanan duniawi

Kau bagai zarah tak berarti tanpa jabatan-jabatan duniawi

Kau tersulut kesumat sendirian di seluruh malam-malam


Sampai kapan kau menjadi budak angkara?

Yakinlah, mendakilah bersamaku

Jalan penebusan, aku temukan suluh dari lilin jawabanNya

Meski berliku mengoda ragu-ragu


Jangan goyah, anugerah juga mendekam dalam tirai guram

Aku bersama mu menyerupai dirimu dan berani bersama derap langkah pasti

Kekosongan tanpa suara-suara tipu pangkat duniawi

Ada cinta di hati kita punyai

Kau menyebutnya ajaran, aku merasakannya silmi

Kita cinta yang sama kehilangan kekasih

Kekasih melampaui yang lahiriah?

Selama ini kita terpenjara oleh rupa bentuk

Mempersempit kesempurnaan cinta ilahi?


Aku bersama mu, dek

Di sepertigamalam. Siang dan setiap titimangsa

Menyadari kita di sisa umur penuh misteri

Bukanlah memiliki atau di miliki oleh siapa, pada, dan kemana?

Terombang-ambing oleh derajat durjana...

Dan hanya pada menagih-nagih cita-cita hampa, sesungguhnya..


Kembali menjelajahi dakian curam yang sepi meraba batin

Kita temukan seluruh angan-angan kopong belaka

Kita bangga akan timba untuk mengeruk tambang mutiara

Padahal sesungguhnya kekasih, pemilik seluruh sumur tata surya


Dek, kuatkan hati tawarkan senyum pada segala bencana

Sebab bencana dan duka tiada beda

Kita memanggulnya bersama

Tidakkah jalan penebusan sepi tawa dan penuh air mata?

Berpeganglah pada islah azali

Ternyata jalan kita lewati

Jalan penebusan masih panjang untuk menemui kekasih..

Ya Tuhan beri kami maunah..

Kau sumur bersamudera cinta


Sepertigamalam, ketika cinta terang-benderang menaungi gelap malam


10 Agustus 2020

Komentar

Postingan Populer