Jogja dan pemuda setengah mabuk
Oleh: Satrio Kumboro
Pemuda lapar setengah mabuk
Berjalan kaki dari Kaliurang sampai Prawirotaman
Menyerap udara malam sambil cari inspirasi bikin puisi
Sudah setahun pemuda pengangguran ini
Berusaha bikin puisi
Namun yang terjadi cuma potongan-potongan kalimat masturbasi
Di jalanan beraspal yang menggilas hijau bumi sawah desa
Tak ada tafsir dan kandungan mukjizat
Cuma orang-orang berkepala sapiens meriung
Berhadapan tanpa memandang mata
Omongan mereka berbenturan di situ-situ saja
Mahasiswa-mahasiswa mendebat buku tanpa menginjak bumi
Turis asing menenggak bir sambil membusungkan histori bangsa nya
Pastor dan ustadz tak berteguran sapa di halte bus
di lautan keramaian aku mabuk sastra bercampur anggur merah orang tua
aku patah berkeping-keping karena tak punya kemampuan sastrawi
yang dapat ku sebut karya
Aku sendirian memikirkan apa itu sastra?
Pemuda lapar setengah mabuk
Berjalan kaki dari Kaliurang sampai Prawirotaman
Menyerap udara malam sambil cari inspirasi bikin puisi
Sudah setahun pemuda pengangguran ini
Berusaha bikin puisi
Namun yang terjadi cuma potongan-potongan kalimat masturbasi
Di jalanan beraspal yang menggilas hijau bumi sawah desa
Tak ada tafsir dan kandungan mukjizat
Cuma orang-orang berkepala sapiens meriung
Berhadapan tanpa memandang mata
Omongan mereka berbenturan di situ-situ saja
Mahasiswa-mahasiswa mendebat buku tanpa menginjak bumi
Turis asing menenggak bir sambil membusungkan histori bangsa nya
Pastor dan ustadz tak berteguran sapa di halte bus
di lautan keramaian aku mabuk sastra bercampur anggur merah orang tua
aku patah berkeping-keping karena tak punya kemampuan sastrawi
yang dapat ku sebut karya
Aku sendirian memikirkan apa itu sastra?
Yogyakarta, 3 Februari 2020
Komentar
Posting Komentar