Setelah kembali ke taman desa berbunga

"Mas, kamu boleh mencintai bunga-bunga itu, tapi kamu di larang menyentuh  apalagi memetik nya. Bunga itu punya nilai kebebasan sendiri, bunga itu memiliki tujuan asmara nya yang khusus, kamu tak akan bisa membagi jiwa nya satu untuk kehidupan nya satu untuk mengobati kesendirian mu, itu tetap merupakan hal yang tabu dan sudah tertera dengan jelas dan legal masuk kategori Undang-Undang Subversif, suatu peraturan konstitusional di taman bunga nirmala ini yang tak boleh di langgar siapa pun larangannya dan wajib di patuhi perintahnya. Bagi yang melanggar harus siap mengambil sanksi berat. Lebih baik mas mempuisikan, melukiskan atau apresiasi paling sederhana nya cukup mengagumi bunga-bunga jelita itu", sergah wanita satire itu.

Mas, kamu yang hanya mencintai spiritualitas tanpa memiliki modal berbentuk yang punya sandaran nilai untung-rugi, sampai kapan pun di larang mengambil bunga-bunga di taman nirmala ini, kamu harus mempuasai ambisi mu memiliki bunga-bunga jelita ini!", Hardik wanita itu padaku. Aku hanya tertegun, tak membalas tegurannya, suhu tubuh ku saat ini mulai tak stabil, kepala ku pusing dan badanku seperti nya masuk angin. Hari ini aku malas berpikiran terlalu dalam. Aku hanya butuh ketenangan barang sedikit saja. - Satrio Kumboro

Nitipuran,
8 Juni 2019


Komentar

Postingan Populer